Sungguh indah dan nyaman perasaan apabila mendapat kasih sayang daripada Tuhan yang sentiasa menyediakan segala keperluan kita, meluaskan keampunan dan rahmat-Nya kepada kita. Kemuncak daripada perjalanan kehambaan ini adalah apabila dijemput untuk menziarahi Allah di syurga kelak. Digambarkan oleh ‘ulama; apabila mendapat jemputan tersebut, hati terasa begitu berdebar bagaikan hendak tercabut jantung.

April 03, 2013

Bangkitlah

Bangkitlah

Kita sebagai Ikhwah Akhawat,
dalam percakapan kita seringkali berbungakan insyaAllah, alhamdulillah, subhanAllah dan berbagai-bagai lagi,

di mana,
kita yakin bahwa atas izin Allah sesuatu itu terjadi,
dan atas kuasa Allah, sesuatu itu berlaku,

dan tika saya menjawab dengan mata yang terbeliak buat pertama kalinya,
banyak kali ana menghentikan tangan daripada menyambung jawapan saya dengan 'insyaAllah' di belakangnya.

Sebagai contoh,

"The blue litmus paper would turn from blue to red, *insyaAllah*"

"The plants undergo photosynthesis with the presence of oxygen, *insyaAllah*"

"The product of this reaction will be Magnesium Carbonate, *insyaAllah*"

Kita katakan kita beriman,
bahwa segala yang berlaku adalah atas izinNya,

Tapi,
mengapa,
kita memisahkan ilmu sains yang kita tuntut sekarang,
daripada Islam yang sebenar?

Sedangkan,
pada zaman Abbasiyyah,
ilmu sains dan semua-semua yang kita pelajari ini,
adalah bagi memantapkan lagi akidah kita,
mendekatkan diri kita padaNya,
dengan memahami penciptaanNya yang Maha Agung,

tapi lihatlah kita,
ke manakah ilmu kita yang sepatutnya bermanfaat membawa kita,

ke dunia yang hina?

ke Neraka yang Jahanam?

atau Syurga yang Mulia?

Ingat, ya Akhi,
ilmu yang dibawa anak Adam,
adalah ilmu yang bermanfaat.

Dan ilmu yang bermanfaat,
adalah ilmu yang membawa kita kepada pengabdian kepadaNya,

bukankah itu tujuan penciptaan kita,
sebagaimana yang difirmanNya dalam Az-Zariyat ayat 56?

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku"

Maka,
nikmat mana yang hendak kita dustakan, Akhi?
Sampai bila kita hendak menjadi buta, Ukhti?

Sedarlah,
kita ditemukan olehNya bersebab,

dan sebab manakah yang lebih mulia,
berbanding sebab yang membawa kita ke arah menjadi yang paling mula di sisiNya,
seperti yang difirmanNya dalam Al-Hujurat ayat ke-13?

"Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."

No comments:

Post a Comment