Sungguh indah dan nyaman perasaan apabila mendapat kasih sayang daripada Tuhan yang sentiasa menyediakan segala keperluan kita, meluaskan keampunan dan rahmat-Nya kepada kita. Kemuncak daripada perjalanan kehambaan ini adalah apabila dijemput untuk menziarahi Allah di syurga kelak. Digambarkan oleh ‘ulama; apabila mendapat jemputan tersebut, hati terasa begitu berdebar bagaikan hendak tercabut jantung.

September 05, 2013

Hadits Nabi Tentang Wanita

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa salam yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas.
Dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al Qur'an.

Berikut ini adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan wanita yang kami rangkum dari berbagai sumber yang kredibel. Semoga dengan mengetahui dan mengamalkan Hadits-Hadits ini, kita dapat mejadi orang yang lebih baik lagi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya :
"Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min : 'Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Al-Ahzab : 59)

1. Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim no. 1467)

2. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiyallahu 'anhu : "Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57 : "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.")

3. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bagi lelaki yang ingin menikah : "Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung." (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

(kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit." (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)

5. Ketika Umar ibnul Khaththab radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam : "Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki ?"
Beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat." (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)

6. Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya :
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah baik kepada wanita." (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)

8. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : "Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

9. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

10. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda : "Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

11. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya." (HR. Muslim no.1436)

12. Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya)." (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)

13. Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat 'ied, ia tidak memiliki jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : "Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya." (HR. Bukhari No. 318).

14. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di akhir kehidupannya, dan hal itu terjadi pada haji Wada’ : "Ingatlah, berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali bila mereka melakukan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukul lah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun tidak boleh memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke tempat tidur dan rumah kalian. Ketahuilah bahwa hak mereka atas kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan makanan mereka." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih)

15. Ummu Salamah berkata : "Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah ?"
Beliau bersabda : "Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkal",
lalu ia bertanya lagi : "Bagaimana bila masih terbuka kakinya ?"
Beliau menjawab : "Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih". (HR. Tirmidzi 653 dan berkata : "Hadits hasan shahih").

16. Dari Sa’ad radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda padanya : "Apapun yang engkau berikan berupa suatu nafkah kepada keluargamu, maka engkau diberi pahala, hingga sampai sesuap makanan yang engkau angkat (masukkan) ke mulut istrimu." (HR. Bukhari dan Muslim)

17. Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya : "Apakah engkau sudah bersuami?"
Bibi Al-Hushain menjawab : "Sudah."
"Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu ?" tanya Rasulullah lagi.
Ia menjawab : "Aku...tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu."
Rasulullah bersabda : "Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu " (HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)

18. Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya : "… Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita".
Para shahabat pun bertanya : "Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian) ?"
Beliau menjawab : "Karena kekufuran mereka."
Kemudian mereka bertanya lagi : "Apakah mereka kufur kepada Allah?"
Beliau menjawab : "Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu." (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma)

19. Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Ada dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya : Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 tahun)." (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421)

20. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik dari pada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya." (HR. At-Thabrani dan Baihaqi)

21. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barang siapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhir nanti." (HR. Abu Daud)

22. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya) : "Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya." (HR. Bukhari & Muslim)

23. Dari Hamzah bin Abi Usaid al-Anshari, dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada para wanita (saat itu beliau sambil keluar dari masjid, dan terlihat laki-laki dan wanita berbaur di jalan) :
"Minggirlah kalian, karena tidak layak bagi kalian untuk berjalan di tengah. Kalian harus berjalan di pinggir."
Sejak saat itu, ketika para wanita berjalan keluar, mereka berjalan ditepi tembok. Bahkan baju-baju mereka sampai tertambat di tembok, karena begitu dekatnya mereka dengan tembok ketika berjalan. (HR. Abu Dawud; Hasan)

24. Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda (artinya) :
"Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian dari masjid-masjid, akan tetapi rumah-rumah mereka adalah lebih baik untuk mereka." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Shahih)

25. Dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam, beliau bersabda (artinya) :
"Sesungguhnya wanita adalah aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya adalah ketika ia berada di rumahnya." (HR. Ibnu Khuzaimah; Shahih)

26. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat sesuatu) seperti punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka ! sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat." (HR. Imam Ahmad (2/233) )

27. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina." (HR. An-Nasaii ibnu Khuzaimah & ibnu Hibban)

28. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Rasulullah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikir giginya." (HR. At-Thabrani)

29. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita." (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

30. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku berdiri di depan pintu syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya adalah orang orang miskin, dan orang orang yang kaya ditahan kecuali penghuni neraka mereka disuruh untuk masuk ke neraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya adalah wanita". (HR. Muslim, no. 7113)

31. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita." (HR. Muslim, no. 7118).

32. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar'i) maka haram baginya wangi Surga." (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055 Di shahihkan oleh syekh Al-Bani dalam "shahih sunan Abu Daud" (no. 1928).

33. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima') lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai subuh".
Dalam riwayat : "lalu ia tidur malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya sampai subuh."
Dalam riwayat lain : "Apabila istri diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang di langit (Allah) akan murka kepadanya sampai ia minta keridhaan suaminya.

34. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Bershadaqahlah kalian ! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam !"
Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : "Mengapa demikian, wahai Rasulullah ?"
Beliau menjawab : "Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami !" (HR. Bukhari)
4. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda : "Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan 

Kisah lima perkara aneh

                        Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara. Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

                        Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."
Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

                        Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disedari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam.

                        Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia ternampak seekor burung helang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku." Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung helang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

                        Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, iaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada helang itu. Setelah mendapat daging itu, helang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya. Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghidu bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku erti semuanya ini."

                        Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah s.w.t. bahawa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua.                                     Ketiga jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya.                                             Keempat jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat.                                                                                                                                                                         Kelima bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

                        Saudara-saudaraku, kelima-lima kisah ini hendaklah kita semaikan dalam diri kita, sebab kelima-lima perkara ini sentiasa sahaja berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengata hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahawa kata-mengata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita, sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti ada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya, "Wahai Allah, sesungguhnya pahala yangKamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu."

                        Maka berkata Allah s.w.t., "Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu." Dengan ini haruslah kita sedar bahawa walaupun apa yang kita kata itu memang benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh kerana itu, hendaklah kita jangan mengata hal orang walaupun ia benar.

September 04, 2013

Kisah Tenggelamnya Titanic Ada Disebut Dalam Surah Yassin

Sungguh menakjubkan apabila mengetahui maksud yang terkandung dalam surah Yassin yang sering kita baca mempunyai perkaitan rapat dengan kisah kapal Titanic yang telah tenggelam kira-kira 101 tahun yang lalu (1912 – 2013).
titanic1
Titanic tenggelam seperti difilemkan pada tahun 2000
Seluruh dunia mengetahui kisah tenggelamnya kapal Titanic yang sangat tragis.  Selain itu, pelbagai novel telah menceritakan kisah memilukan dalam tragedi tersebut bahkan telah difilemkan.
Terdapat juga sebuah lagu yang menjadi kegemaran seluruh dunia dan dijadikan sebagai sound track filem berkenaan. Tetapi, tahukan kita apa sebenarnya penyebab Titanic tenggelam ke dasar lautan dalam?
Kapal Titanic tenggelam pada 14 April 1912 dalam tempoh kurang 3 jam selepas terlanggar bongkah ais gergasi, punca utama yang menyebabkan Titanic terputus dua sebelum ianya hilang dari pandangan serta mengorbankan 1517 mangsa.

Kapal termahal yang pada mulanya diberi nama Gigantic, sesuai dengan statusnya yang besar dan mewah, kemudian ditukar kepada Titanic yang bermaksud ‘dewa jahat perkasa’ , menelan kos lebih $USD7juta (pada masa itu).
Kapal mewah ini mengambil masa 3 tahun untuk disiapkan, serta melibatkan 5 ribu tenaga kerja itu akhirnya tenggelam menjadi tukun pembiakan ikan di dasar lautan Atlantik hanya selepas 4 hari belayar merentasi samudera dari Southampton, England menuju ke New York.
Bayangkan 3 tahun untuk disiapkan, namun mengambil masa 3 jam sahaja untuk tenggelam!
Pemilik kapal mewah ini pernah mengeluarkan kenyataan angkuhnya iaitu  ‘Tuhan pun tidak mampu menenggelamkannya..”
Kata-kata ini sudah cukup menunjukkan betapa megahnya pemilik kapal Titanic  ini, dalam satu majlis makan malam sempena pelancarannya iaitu kira-kira beberapa hari sebelum kapal ini memulakan perjalanan.
manusia_angkuh
Edward J.Smith yang angkuh
Tidak cukup dengan itu ditambah pula kenyataan kapten Edward J.Smith yang dilantik sebagai nakhoda yang bakal menerajui pelayaran sulung gergasi laut itu, kapal penumpang paling besar, paling mewah, paling canggih di zamannya..
“Sepanjang 40 tahun pengalaman aku dalam bidang pelayaran, bermacam cabaran dilalui, pelbagai keadaan cuaca dan ribut telah dirempuh, aku berjaya elakkan segala kemalangan, kerana aku adalah yang terbaik dan tidak pernah gagal dalam setiap misi perjalanan…”
Kenyataan beliau itu cukup menunjukkan mereka telah lupa ada kuasa yang jauh lebih hebat iaitu Tuhan.
Dan mereka turut menyatakan
Para ilmuan Islam membuat kajian bahawa maksud dari potongan ayat dalam surah Yassin  berdasarkan kenyataan bongkak kapten kapal Titanic  sebagaimana seperti berikut  (Ayat 41 hingga ayat 44)  :

لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.

وَآيَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu [1269]. [1269] Maksudnya : binatang-binatang tunggangan, dan alat-alat pengangkutan umumnya.

وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ

43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.

وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ

44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
Para sarjana dan ilmuwan Islam terkemuka dunia yang mengkaji sejarah kapal itu menemui hasilnya yang amat mengejutkan.  ”Hasil” dari kenyataan bongkak itu, Tuhan mentakdirkan kapal itu belayar hanya 3 hari saja dan lautan Atlantik Utara menjadi perkuburan besar bagi hampir 1500 orang yang menjadi mangsa  Titanic.
Kesimpulannya, apa yang kita ada dalam dunia ini adalah hak Allah.  Allah berhak memusnahkan segala kemegahan, kecantikan dan sebagainya dalam sekelip mata sahaja jika itu atas kehendak-Nya.  Sejauh manapun angkuhnya manusia, perlulah kita ingat bahawa kita Tuhan yakni Allah Yang Maha Kaya dan Maha Pencipta.  Renung-renungkan…

September 01, 2013

Kisah seekor ulat


                        Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s. sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu. Lalu Nabi Daud a.s. berkata pada dirinya, "Apa yang dikehendaki Allah s.w.t. dengan ulat ini?" Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah s.w.t. pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud a.s. "Wahai Nabi AllahAllah s.w.t. telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca 'Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar' setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah s.w.t. mengilhamkan kepadaku supaya membaca 'Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim' setiap malam sebanyak 1000 kali.

                        Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud a.s. "Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?" Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah s.w.t. maka Nabi Daud a.s. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah s.w.t. Begitulah sikap para Nabi a.s.apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah s.w.t.. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah s.w.t. yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

Allah s.w.t. menolak satu doa Rasullullah s.a.w.


                        'Amir bin Said dari bapanya berkata bahawa : "Satu Rasulullah s.a.w. telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah s.a.w. sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. berdoa dengan doa yang agak panjang kepada Allah s.w.t.Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah s.a.w. pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud : "Aku telah bermohon kepada Allah s.w.t. tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara sahaja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah bermohon kepada Allah s.w.t. supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah s.w.t.
2. Aku telah bermohon kepada Allah s.w.t. supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh a.s.). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah s.w.t.
3. Aku telah bermohon kepada Allah s.w.t. supaya umatku tidak dibinasakan kerana pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah ini cantik kita melihatnya ?

Malaikatpun Beramai-ramai Menziarahi Makam Tsa’labah


Tersebutlah seorang pemuda bernama Tsa’labah Abdurrahman—yang berasal dari kalangan Anshar—masuk Islam. Setelah memeluk Islam, Tsa’labah sangat mencintai Rasulullah saw dan selalu siap melayani keperluan beliau.
Suatu ketika, Rasulullah saw mengutus Tsa’labah bin Abdurrahman untuk suatu keperluan. Tsa’labah berangkat menuju tempat yang dimaksud. Dia melewati rumah-rumah penduduk. Tiba-tiba, matanya melihat sesuatu yang menarik. Saat itu, dia melintas di depan rumah salah seorang wanita Anshar.
Beberapa saat Tsa’labah tidak beranjak. Matanya tidak berkedip memandangi wanita Anshar yang sedang mandi. Setelah agak lama, barulah Tsa’labah tersentak. Dia sendiri kaget dengan apa yang baru saja diperbuatnya, bahwa mengintip itu termasuk perbuatan dosa. Tsa’labah berkali-kali beristighfar. Ada satu kekhawatiran menyelinap di dalam dirinya, akan ada wahyu yang turun kepada Rasulullah saw berhubungan dengan ulahnya yang memalukan.
Perasaan bersalah membuat Tsa’labah merasa tidak tenang. Tanpa membuang-buang waktu, dia berlari sekencang-kencangnya menuju sebuah bukit yang terletak di antara Mekkah dan Madinah. Dia terus mendaki bukit itu dan tinggal di sana beberapa lama.
Selama empat puluh hari, Tsa’labah menghilang. Banyak sahabat yang bertanya-tanya, ke mana gerangan Tsa’labah, termasuk Rasulullah saw juga merasa kehilangan dia.
Hingga pada suatu hari, turunlah Malaikat Jibril. Malaikat penyampai wahyu ini kemudian menghampiri Rasulullah saw.
“Muhammad, Allah menyampaikan salam untukmu dan menyampaikan bahwa ada seorang pemuda dari umatmu berada di sebuah bukit. Pemuda ini sedang memohon perlindungan kepada-Nya.”
Mendengar kabar seperti itu, segera saja beliau menyuruh Umar dan Salman untuk mencari Tsa’labah bin Abdurrahman. Mereka pun pergi menyusuri perbukitan di sekitar Mekkah dan Madinah. Dalam pencarian itu, mereka berjumpa dengan seorang penggembala asal Madinah yang bernama Dzufafah.
“Nak, apakah engkau pernah melihat seorang pemuda tinggal di sekitar perbukitan ini?”
“Jangan-jangan, yang Tuan maksud itu seorang pemuda yang kabur dari neraka Jahanam?”
“Mengapa engkau menyebut pemuda itu kabur dari neraka Jahanam?” Umar terkejut mendengar ucapan si penggembala.
“Pemuda itu sangat misterius, kelakuannya juga aneh. Bila malam tiba, dia turun dari perbukitan ini dengan meletakkan tangan di atas kepala. Seperti orang yang sangat menyesal, pemuda itu mengulang-ngulang perkataan, ‘Ya Allah, mengapa tidak Engkau cabut saja nyawaku. Mengapa tidak Engkau binasakan saja tubuhku ini. Mengapa tidak Engkau biarkan aku menunggu keputusan-Mu di pengadilan akhirat saja!’”
“Nah, sepertinya pemuda itu yang sedang kami cari,” tanggap Umar girang.
Kemudian, mereka bertiga menyusuri perbukitan. Si penggembala berjalan di depan sebagai penunjuk jalan. Benar apa yang dikatakan si penggembala. Menjelang malam, pemuda yang dimaksud keluar. Sosoknya muncul dari arah sebuah bukit. Seperti kata si penggembala, pemuda ini meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata, “Ya Allah, mengapa tidak Engkau cabut saja nyawaku. Mengapa tidak Engkau binasakan saja tubuhku ini. Mengapa tidak Engkau biarkan aku menunggu keputusan-Mu di pengadilan akhirat saja!”
Umar terharu mendengar kata-kata yang diucapkan Tsa’labah. Apalagi setelah melihat kondisi tubuh Tsa’labah yang sangat memprihatinkan. Rambutnya kusut, baju kotor, dan tubuh kurus. Beberapa saat kemudian Umar menghampiri dan memeluk Tsa’labah.
“Umar, apakah Rasulullah saw sudah mengetahui perbuatanku?”
“Sungguh, saya tidak tahu pasti. Hanya, kemarin beliau menyebut-nyebut namamu. Beliau lantas mengutus aku dan Salman untuk mencari kamu.”
“Umar, saya minta satu hal. Tolong bawa saya menghadap Rasulullah saw saat beliau shalat.”
Umar mengangguk setuju. Setelah mengucapkan terima kasih kepada si penggembala, ketiga sahabat Rasulullah saw ini pun kembali ke Madinah. Perjalanan mereka diatur sedemikian rupa agar bisa sampai ke Madinah pada saat Rasulullah saw sedang menunaikan shalat.
Umar, Salman, dan Tsa’labah segera bergabung mengisi shaf. Ketika mendengar bacaan Rasulullah saw, Tsa’labah tersungkur pingsan. Setelah selesai shalat, para sahabat heran melihat Tsa’labah pingsan.
“Umar! Salman! Apa yang terjadi dengan Tsa’labah?” tanya Rasulullah saw sambil mendekat ke tubuh Tsa’labah yang sedang tergolek pingsan.
“Kami tidak tahu, ya Rasulullah saw!”
Kemudian, Tsa’labah tersadar dari pingsannya.
“Tsa’labah, darimana saja kamu? Tiba-tiba saja kamu menghilang sekian lama. Sekarang, datang tiba-tiba pingsan.”
“Saya telah berbuat dosa, ya Rasulullah!” jawab Tsa’labah nyaris tak terdengar. Kepalanya menunduk, dari sudut matanya menetes beberapa titik air mata.
“Dulu, aku pernah mengajarimu doa, apabila kamu baca, akan menghapus dosamu. Kamu masih ingat?”
“Masih, ya Rasulullah. ‘Ya Tuhan kami, sudilah Engkau memberi kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Lindungilah kami dari azab neraka.’“
“Nah, itu dia!”
“Tapi, ya Rasulullah, saya rasa, dosa saya ini sangat besar.”
“Al-Quran adalah Kalamullah. Kalamullah jauh lebih besar daripada dosamu.”
“Rasulullah saw kemudian mengantar Tsa’labah pulang ke rumahnya. Tubuh Tsa’labah masih lemah dan kondisinya bertambah parah. Tsa’labah harus terbaring di tempat tidur selama delapan hari.
Mendengar kabar Tsa’labah sakit, Salman menjenguk ke rumahnya. Sekembali dari rumah Tsa’labah, dia tidak langsung pulang, tetapi mampir ke rumah Rasulullah saw serta mengabari beliau ihwal sakitnya Tsa’labah.
“Rasulullah, sudah beberapa hari Tsa’labah sakit keras,” ungkap Salman.
Rasulullah bersiap-siap untuk menengok Tsa’labah. Sesampai di rumah Tsa’labah, Rasulullah saw meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuannya. Namun, Tsa’labah malah menggeserkan kepalanya dari pangkuan beliau.
“Mengapa kamu tidak mau merebahkan kepalamu di atas pangkuanku?” tanya beliau.
“Saya merasa tidak pantas. Saya telah berbuat dosa, ya Rasulullah.”
“Bagaimana keadaanmu kamu sekarang? Apa yang kamu rasakan?”
“Saya merasa tidak enak badan. Tulang, daging, dan kulit saya terasa seperti dikerubuti banyak semut.”
“Apa yang kamu inginkan?”
“Ampunan Allah,” jawab Tsa’labah lirih.
Selang beberapa saat kemudian, Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah saw.
“Muhammad, Allah menitipkan pesan, ‘Andaikan hamba-Ku ini menghadap ke Hadirat-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, niscaya Kutemui dia dengan ampunan sepenuh bumi pula.‘“
Kabar gembira ini kemudian disampaikan beliau kepada Tsa’labah. Demi mendengar kabar ini, Tsa’labah menjerit histeris. Saking gembira, tubuh Tsa’labah terkulai lemas. Kali ini bukan sekadar pingsan, tetapi dia meninggal dunia.
Suasana berkabung, para sahabat berdatangan melayat. Rasulullah saw memerintahkan beberapa orang untuk mengurus jenazah Tsa’labah. Tsa’labah dimandikan dan dikafani.
Ada kejadian aneh seusai Tsa’labah dishalatkan. Para sahabat merasa heran melihat Rasulullah saw berjalan sambil berjingkat-jingkat.
Selesai pemakaman, barulah ada seorang sahabat yang memberanikan diri bertanya, “Ya Rasulullah, tadi kami melihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat. Ada apa sebenarnya?”
“Demi Allah, saya berjalan sambil berjingkat-jingkat karena makam Tsa’labah dipenuhi malaikat yang menziarahinya.”
“Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR Al-Hakim)

Anjing-anjing neraka


                        Sabda Rasulullah s.a.w. kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.
· Bacalah Al-Quran
· Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.
· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu. 

                        Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."
Sabda Rasulullah s.a.w., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?" Sabda Rasulullah s.a.w., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah s.w.t."